Performa Flexinet Unlimited di Makassar

Product Review: Trip to Makassar

Makassar. Ini adalah ulasan yang bersifat non-general, karena masih termasuk salah satu jurnal perjalan saya di makassar

Tak dapat dipungkiri, kebutuhan akan internet, buat saya pribadi seperti sudah jadi kewajiban. Apalagi seperti sekarang ini, ketika berada di luar jawa, pasti ada kekhawatiran saya akan konektivitas internet di daerah saya berpijak.

Jadilah, ketika berada di makassar, saya meluangkan waktu dan biaya cukup banyak untuk melakukan ujicoba koneksi internet pake layanan operator telepon selular.

Cukup susah juga dan cenderung mahal. Semua operator yang GSM maupun CDMA yang tersedia di kota Makassar saya coba. Sampai akhirnya saya menemukan ada satu dan hanya satu-satunya yang bisa menyediakan koneksi unlimited dengan tarif cukup murah, yaitu 2500 rupiah per hari.

Awalnya cukup senang. Kekhawatiran bakal habis banyak gara-gara koneksi internet pun seakan seperti terbebaskan. Namun setelah dicoba, cukup lambat juga dan cenderung dapat zero rate. Baik up maupun down-nya. Jadi bolak-balik reload deh kalo pas browsing. Plus, diperparah koneksinya bisa putus sendiri.

Saya pun jadi teringat pas flexi pertama kali muncul dengan prestasi call-drop yang cukup parah. Dan sempat terpikir, mungkin kasus internet ini juga sama seperti pas flexi pertama kali muncul itu. Untuk diketahui flexinet unlimited ini termasuk produk baru dari layanan telepon selular berbasis CDMA.

Lain dulu, lain sekarang, call-drop flexi sudah cukup jauh berkurang. Moga-moga aja untuk koneksi internetnya bisa segera dibenahi. So, bagi temen-temen yang gak suka dibatasi, flexinet unlimited sepertinya cuman satu-satunya solusi termurah dan tak memuaskan, hehehe...

Paling tidak, untuk kebutuhan saya yang suka browsing dan download-download gede-gede, masih bisa diakali lah (alias lumayan cukup).

Bagi teman-teman yang punya pengalaman lain, silahkan berbagi.

Catatan: Review ini bersifat terbatas pada pengalaman saya di makassar. Uji coba Untuk daerah lain yang memiliki infrastuktur yang lebih baik, bisa jadi hasilnya berbeda.

The Fast and The Furious ala Supir Makassar

Artikel Bebas: Trip to Makassar

Makassar. Bila anda pernah menggunakan jasa transportasi di kota Makassar, jangan kaget dengan cara nyetir yang kasar dan cenderung ugal-ugalan. Ini bukan karena si sopir lagi telat setoran atau bensin mo habis. Tapi memang begitulah cara supir-supir di sini mengemudi. Bak supir di adegan laga The Fast and The Furious, mereka mengendarai mobil dengan cara yang bisa bikin kita spot jantung.

Kesan yang tampak sih, mereka seperti tidak sabar dan tidak ingin mengalah. Saya sih tidak tahu, berapa angka statistik kecelakaan yang terjadi di kota Makassar ini. Apalagi saat kota ini dilanda krisis seperti sekarang ini, listrik tiba-tiba mati, semua infrastruktur lalu lintas seperti traffic-light pada ikutan mati. Dan parahnya, saat lampu-lampu TL itu mati, polisi-polisi juga ikutan off, alias tidak bersegera ke pusat-pusat kemacetan untuk mengurai kemacetan lalu-lintas.

Yang jelas, kalau anda punya mobil/kendaraan sendiri (apalagi sewa/pinjam punya orang), kemudian berkendara di tengah kota pada jam-jam lalu lintas yang padat, saya sarankan mengalah saja. Yang penting selamat. Okay!

Betulkah Orang Makassar Tidak Lebih Pintar dari Orang Jawa?

Artikel Bebas: Trip to Makassar

Makassar. Selama tinggal di Makassar, saya berhubungan dengan banyak orang baik itu perantau yang kebanyakan dari tanah jawa maupun orang makassar sendiri. Dan selama menjalin sosialisasi itu ada beberapa kesimpulan tentang hal yang kurang baik atas penilaian orang perantau terhadap orang Makassar. Apapun dasar yang terbesit dari orang-orang perantau saya tidak tahu persis, namun generalisasi ini cukup tampak setelah teman-teman berkunjung dan mengenal bagaimana orang Makassar itu dalam kehidupan sehari-hari, entah itu bermasyarakat ataupun bekerja.

Sebelumnya sorry bro and sis. Bukan maksud untuk mengadu domba. Ini sekedar tulisan atas apa yang saya alami selama tinggal di Makassar. Suatu hari, saya bercakap-cakap dengan teman tentang bagaimana tingkat sumber daya di sini. Saya mencari informasi tentang sumber daya di sini untuk mengetahui karena adanya kebutuhan untuk perekrutan pekerjaan atas kegiatan saya di makassar. Agar berimbang, saya jelaskan bahwa yang saya ajak bercakap-cakap itu orang jawa juga. Deskripsi ini saya jelaskan agar tidak ada tuduhan ada orang makassar yang menjelekkan saudara sendiri.

Bagaimanapun juga, ketika ada teman yang berseloroh atas orang-orang Makassar, saya tidak percaya seratus persen. Bahkan, saya berhati-hati untuk tidak mengungkapkan penilaian teman atau penilaian saya sendiri di depan teman-teman Makassar. Karena bagaimanapun juga saya menghormati dan menghargai persaudaraan tanpa memandang RAS, SUKU atau AGAMA sekalipun. Namun, sempat juga saya kaget, ada teman yang baru kenal, mengucap cukup lantang tentang orang makassar yang dinilai *maaf* negatif di depan teman saya yang kebetulan orang makassar. Untuk itu, atas nama saya sendiri dan teman-teman lain meski saya baru kenal atau mungkin tidak kenal dengan semua orang yang menilai negatif kepada orang-orang Makassar, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Pesan saya kepada teman-teman perantau atau pendatang yang bukan orang makassar dan tidak mengenal orang makassar dalam waktu yang lama, mohon untuk menghormati dan menghargai di mana tempat kita berpijak, dimana tempat kita tinggal. Karena berkebhinekaan inilah suatu kebanggaan Indonesia, apalagi terwujudnya rasa persaudaraan satu dengan yang lainnya.

Mencari teman itu mudah, tapi lebih mudah mencari musuh.

Serba Nanggung, Segala Hal di Makassar?

Artikel Bebas: Trip to Makassar

Makassar. Begitulah celoteh temen saya setelah bermukim di Makassar untuk masa yang gak terlalu lama sih. Maklum, setelah biasa dengan kehidupan kota metropolis di tanah jawa khususnya di Surabaya, terus tiba di Kota Makassar, mencoba mendapatkan fasilitas yang kurang lebih sama dengan Makassar. Namun, alih-alih yang didapat hanya-lah umpatan "Kota kok Nanggung".

Saat anda datang dengan menggunakan pesawat, dan kemudian anda turun ke landasan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar --yang kabarnya jerih payah tangan cerdas JK--, anda akan turun di suatu landasan yang "nanggung". Maksudnya nanggung di sini adalah, saat anda turun di landasan, ujung landasan akhirnya, tidak punya belokan menuju ke terminal naik-turunnya penumpang. Jadi, kalau sudah nyampe ujung landasan, anda akan dibawa putar balik, untuk bisa masuk ke jalan menuju terminal bandara. Nah, nanggung kan.

Nggak cuman itu, akses internet pake hape alias dial-up internet, entah itu pake jalur 3G atau HSDPA sekalipun, anda cuman bisa ngomel. Speednya, minta ampun bro. Lelet... Kamu-kamu mesti sabar deh. Dan satu lagi, makanan. Bicara makanan, anda akan terheran-heran dengan rasa dan cara penyajiannya. Contoh simpel ajah, anda beli mi-goreng instant, anda akan terkejut ketika disodori, bahwa mi-instant itu tidak di-aduk, jadi bumbu-bumbunya cuman ditabur di atasnya. Dan anda sebagai pelanggan disuruh ngaduk sendiri. Nanggung, ga?

Okelah, mungkin itu hal-hal yang ill-fill dan jelek-jelek kali ya. Bukan maksud tidak ingin menyajikan artikel berimbang, yang harus dibahas dari sisi baik dan buruk tentang kota Makassar. Tapi, saya akan membahasnya sesuai dengan kenyataan. Karena judul artikelnya memang "negatif opinion", ya isinya akan mengarah ke-situ.

Saya berjanji akan menampilkan catatan saya yang berimbang dan sesuai kenyataan yang sebenarnya. Jadi, temen-temen di Makassar, tidak bermaksud men-diskredit-kan ya. Hanya sekedar catatan saja buat turis-turis domestik untuk lebih tahu sedikit tentang kota Makassar.

Saya yakin, catatan ini tidak bersifat "general". Pasti ada tempat-tempat dan fasilitas-fasilitas yang baik dan lebih bagus daripada kota-kota besar di pulau jawa.

Trans Studio, Sebuah Icon Wisata yang Dicibir Masyarakat Sendiri

Makassar. Trans Studio, adalah sebua icon wisata andalan setelah bandara internasional Sultan Hasanuddin di Makassar. Berharap bisa menjadi ikon kebanggaan bahwa "di luar jawa pun gak kalah", malah menjadi kambing hitam atas krisis listrik yang melanda kota ini dan sekitarnya.

Betul, proyek wisata prestisius, yang kata orang sini merupakan campur tangan JK, menjadi sebuah tempat wisata berbasis indoor entertainment yang menuntut listrik sebagai basis power untuk bisa menjalankan operasionalnya. Tak ayal, kebutuhan listrik yang cukup tinggi itu pun langsung disorot masyarakat sebagai biang terjadinya krisis listrik.

Bahkan semua turis-turis domestik di-"drive" oleh penduduk sini pada satu pemikiran bahwa Trans Studio-lah yang menyedot kebutuhan listrik di Makassar ini sampai terjadi kekurangan yang amat parah. Memang begitulah, seperti pepatah "gajah di pelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan tampak". Keberadaan Trans Studio yang memang cukup besar yang padahal mereka pun juga tergolong satu komponen kecil dari kota ini, namun lebih di sorot karena begitulah yang terlihat. Jika anda melihat di malam hari, permainan lampu-lampu neon yang begitu mempesona, bahkan sering dipakai sebagai latar belakang berfoto, cukup mudah untuk bisa disalahkan oleh masyarakat sendiri.

Lucunya, si PLN sebagai sang gajah yang seharusnya disalahkan, cukup diuntungkan dengan penggiringan opini ini. Dan si PLN pun juga melemparkan kesalahan keadaan ini karena alam yang tak kunjung mengguyurkan hujan. Nah, kalau sudah alam yang dibawa-bawa, apa bisa kita tetap bisa menyalahkan PLN? (Pinter kan Perusahaan Lilin Negara kalo berkelit)

Saat tulisan ini dipublikasikan, saya berkunjung baru tiga hari, dan 2 minggu sebelumnya saya sudah pernah berkunjung di kota Makassar ini. Saat itu saya sudah merasakan pemadaman bergilir 2 jam-an dengan 3x sehari (kayak makan ya). Namun untuk kunjungan kali ini, justru lebih parah lagi, 3 jam-an mungkn lebih, dengan intensitas per harinya tetap sama 3x sehari. Bahkan, kata teman saya, dia dapat pemberitahuan dari surat edaran PLN, bahwa pada tanggal 21/11/2009 (00:00) - 23/11/2009 (06:00) akan terjadi pemadaman dengan total 54 jam.

Hard Blackout di Makassar...!!!

Pete-pete, Angkot Semua Jurusan

Artikel Bebas: Trip to Makassar

Makassar, Begitulah kira-kira gambaran angkot di kota makassar. Untuk diketahui, angkutan kota terutama di pusat kota makassar, cuman ada taxi, lyn atau biasa disebut pete2, kemudian becak dan bentor. Kereta ga ada, katanya supir taxi sih, karena dulunya gak pernah diduduki belanda pas jaman penjajahan (emang apa hubungannya, anda pikir sendiri lah). Bis, cuman ada untuk antar kota sajah.

Ada yang unik dari pete-pete ini. Warnanya, sekali lagi warna untuk semua pete-pete adalah biru muda. Semua, sodara-sodara! Penekanan ini memang perlu untuk anda yang biasa tinggal di kota Surabaya seperti saya dan baru pertama kali datang di Makassar. Biar gak kaget gituh!

Untuk pete-pete, tidak ada jurusan yang pasti, karena saya sendiri 1 bulan disini dan jadi pelanggan pete-pete juga gak bisa nginget rute mereka (bagi orang makassar, kalo saya salah, mohon dikoreksi ya).

Saat anda mau naik angkot, biasakan tanya apakah si angkot lewat jalan tujuan anda. Sebenarnya angkot di makassar itu sudah ada jurusannya dan sudah dibagi dengan kode-kote tertentu agar mudah diingat. Namun, entah bagaimana ceritanya, yang jelas angkot disini super flexible. Anda bisa minta si angkot untuk nganter ke tujuan yang anda inginkan. Tapi ya, jangan asal dong sobat, kasihan yang lain juga punya kepentingan. Kalo mo private sih naik taxi is the best solution. Yang jelas, selama tujuan anda gak jauh dengan rute aslinya, biasanya si supir pete-pete mau nganterin.

Intinya, kenali dulu kode angkot pete-pete yang seharusnya. Tanyakan apakah lewat rute anda, dan pastikan si supir gak terlalu banyak muter-muter. Telat, baru tau rasa!

Just cuap-cuap gak penting jurnal Trip to Makassar

Duit Kertas 1000 Rupiah

Artikel Bebas: Trip to Makassar

Makassar. Selama di Makassar, saya jarang sekali punya duit kertas pecahan seribu yang bagus. Semuanya lusuh. Entah itu dapat dari hasil kembalian pete-pete (angkot/lyn), atau dapat dari supermarket besar. Ya, saking ratanya, saya berpikir, mungkin duit-duit kertas lusuh yang masuk ke bank indonesia belum di-recycle, melainkan didistribusikan kembali ke masyarakat kota low metro atau mungkin juga di masyarakat desa, yang notabene gak terlalu mikir kualitas uang dibandingkan orang-orang kota yang lebih ngerasa modern seperti jakarta dan surabaya misalnya.

Namun, kalau bicara masyarakat sekelas makassar, yang sudah tergolong metropolis, sepertinya tidak berlaku kata "risih" dengan uang lusuh. Cuman, bagi saya yang belum lama di makassar, dan salah satu korban modernisasi kota Surabaya, cukup aneh melihat hal itu.

Sekedar jurnal ajah selama di makassar

Fenomena Cafe Wifi dan Internet Provider Ponsel di Makassar

Artikel Bebas: Trip to Makassar

Makassar. Ada satu diferensiasi yang tampak ketika pertama kali berkunjung di makassar. Dibandingkan di Surabaya, fenomena keberadaan Cafe-cafe Wifi cukup semarak alias menjamur. Barangkali di benak anda yang namanya Cafe adalah sebuah tempat yang bagus seperti layaknya di kota Surabaya. Ternyata tidak, cafe disini kalo boleh dibilang dengan bahasa gaul, ya warung kopi. Betul, warung kopi yang sekedar ngopi + makan pisang goreng yang gak sampe 10ribu, kita bisa berinternetan ria di kota Makassar ini. Dan, yang cukup menarik, fasilitas itu disediakan secara gratis, sepuasnya, dan benar-benar sepuuuuuasnya (cukup kan penekanannya).

Apalagi kalo cafe, --ah terlalu elegan-- warung kopi itu berada di kampus, pasti, ruuuuaamai..... Tapi cukup disayangkan, menjamurnya wifi ini ternyata tidak seiring sejalan dengan internet pake ponsel. Para penyedia telepon selular baik GSM maupun CDMA, benar-benar payah... Meskipun fitur internet dial-up pake hape tetap ada, namun speednya tidak bisa disandingkan dengan hotspot di warung kopi. Benar-benar parah. Entah apa karena bandwidthnya yang di-"pelit"-in khusus di kota ini, atau memang cuman pulau jawa (khususnya kota besar) yang punya infrastruktur provider selular yang lebih baik. Yang jelas, untuk kasus internet dialup pake hape, meskipun sekelas broadband sekalipun, jangan kaget kalo temen-temen bakal kesusahan disini.

Namun, melihat perkembangan kota makassar yang cukup pesat, mungkin tidak lama lagi infrastruktur disini bisa lebih baik. Yang jelas, menurut info dari temen-temen di sini sih, perkembangan kota makassar memang terjadi perubahan yang cukup signifikan semenjak pak JK jd wapres. Sedang kalo sekarang, ya ga ngerti deh. Semoga perkembangan kota ini tidak tercitrakan oleh sosok pak JK saja.