Kenapa Harus Susah-Susah Bekerja Ikut Orang?

Seri: Wirausaha

Bekerja adalah sebuah tuntutan hidup, bahkan agama mengajarinya sebagai bentuk ibadah. Karena dengan bekerja, kita jadi bisa menghargai bagaimana kerasnya hidup, bagaimana rasanya bertanggung jawab dan bagaimana rasanya harus bersyukur.

Namun, apakah bekerja ikut orang harus dijadikan prioritas utama hanya sekedar menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agama? Memang setelah kita lulus mengenyam pendidikan apapun tingkatannya, bekerja dengan sekedar ikut orang adalah jalan paling mudah dibandingkan harus bonek mendirikan wirausaha. Namun, ada hal yang sedikit salah dan cenderung berkembang pada pola pikir lulusan baru dari dunia pendidikan.

Pola pikir yang agak kurang benar itu adalah, bekerja ikut orang lebih aman, karena status karyawan yang akan menuntut gaji tetap setiap bulan menjadi kontrak mati sejak kita bargabung pada tempat dimana kita bekerja. Pola pikir salah yang selanjutnya adalah, semakin besar perusahaan tempat kita bekerja, maka berarti akan semakin lebih aman masa depan kita, terutama ke-ajeg-an pendapatan kita dari bekerja.

Memang pola pikir itu tidak salah, tapi jika hal itu kemudian membentuk pribadi kita untuk malas menggali potensi dari diri kita, maka apabila terjadi hal-hal buruk pada tempat kita bekerja, cuman ada satu langkah bagi kita sebagai karyawan, yaitu menyelamatkan diri untuk pindah ikut orang lain di tempat kerja yang lain lagi. Dan begitu terus, sampai selanjutnya akan terjadi kendala ketika perpindahan kerja kita terbentur pada batas usia produktif yang dipasang oleh perusahaan yang akan kita pijak.

Kalau sudah begitu, terlambat adalah hal yang pasti terjadi dan kata sesal akan selalu kita ikhtiari setiap hari sebagai cambukan dan kemudian kita serasa membentuk penjara atas karir kita yang sudah terlanjur melebihi batas usia produktif di tempat kita bekerja.

Masih ingat dengan bagaimana daya tarik pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil? Ya, tentu. Saat ini pekerjaan favorit dan kemungkinan akan tetap menjadi favorit sampai di masa depan kelak itu adalah profesi pegawai negeri sipil atau biasa disebut dengan PNS.

Dengan jaminan tidak adanya PHK, profesi ini seakan menjadi jalan keluar satu-satunya ketika kita tetap memutuskan untuk bekerja ikut orang. Jadi, cukup wajar, ketika diawal-awal kita menjadi fresh-graduated, melamar bekerja di instansi swasta, sekaligus mencoba-coba ikutan tes CPNS cukup ramai diminati oleh pekerja-pekerja usia muda. Sampai akhirnya batas usialah yang kemudian harus mereka terima dengan tetap di swasta karena berkali-kali gagal mencoba masuk ke CPNS.

So, tidaklah salah perusahaan apapun baik itu pemerintah maupun swasta mematok batas usia maksimal untuk dikatakan produktif. Karena memang lebih baik sebuah perusahaan diperkuat ratusan pemuda dibandingkan dengan 10 orang pintar sekelas profesor sekalipun.

Saat anda masih usia produktif, sebenarnya akan lebih baik jika anda lebih mengoptimalkan potensi dari diri anda sendiri ketimbang bersusah-susah memprioritaskan bekerja ikut orang. Kenapa? Idealisme pemuda dikenal menabrak segala logika masuk akal atas teori apapun. Dan idealisme inilah yang bisa membawa suatu perubahan atas apa saja di dunia ini, khususnya dalam hidup anda.

Tengoklah bagaimana kisah-kisah sukses pebisnis yang ternyata mereka mendapatkan perubahan atas hidupnya karena mengoptimalkan potensi dirinya untuk membuat sesuatu yang baru dan berbeda terutama dalam dunia bisnis. Siapa yang tahu yahoo, siapa juga yang tidak kenal dengan founder google dan banyak juga contoh-contoh yang lainnya.

So, kawan, bekerja adalah ibadah, tapi bukan berarti anda artikan sebagai bekerja ikut orang bukan?

0 comments:

Posting Komentar