Bemo Wira Wiri Suroboyo, Moda Transportasi Baru


Ketika startup ojek online macam gojek, grab, maxim berkembang pesat, cara masyarakat dalam bertransportasi pun menjadi berubah. Setiap orang merasakan perbedaan berarti akan kehadiran moda transportasi dari perusahaan startup tersebut. Orang lebih bebas bepergian tanpa harus repot membawa motor. Cukup berbekal hp, dan uang tunai maupun uang digital, kita sudah bisa bepergian berkeliling kota sesuai yang kita mau. Mau dijemput jam berapa, mau ditunggu di titik mana, ojek online siap menjemput.

Tak dapat dipungkiri, kemudahan-kemudahan tersebut membawa daya tarik sendiri dalam kebutuhan transportasi. Namun disetiap ada perkembangan, di sisi lain, ada profesi yang juga terdampak. Yaitu taxi dan bemo. Namun, tidak larut akan kemunduran, taxi sudah langsung beradaptasi akan perubahan gaya orang bertransportasi. Mereka pun banyak yang berpartner dengan platform ojek online, sehingga menjadi layanan terintegrasi.

Yang mungkin agak terlambat beradaptasi adalah bemo atau lyn. Terlalu nyaman di zona aman, membuat manajemen bemo kurang sigap membaca perubahan tersebut. Memang sarana transportasi bemo ini secara kasta, adalah yang paling dekat dengan rakyat kecil. Yang paling banyak digunakan secara "kasar", dan kurang mendapat perhatian untuk pemeliharaan dan upgrade dari pemilik, pengurus dan pemberi izin. Sehingga lambat laun, popularitas bemo makin gelap.

Namun pemerintah kota tidak tinggal diam. Setelah menghadirkan transportasi alternatif seperti SuroboyoBus, selanjutnya diperkenalkan juga Feeder Wira Wiri yang tak lain adalah transformasi dari bemo tersebut. Bahkan pengemudi yang diberdayakan pun, diambil dari pengemudi bemo atau lyn. Fitur yang diperkenalkan pun mirip dengan SuroboyoBus. Seperti televisi petunjuk jalan, tap e-money untuk pembayaran, tempat duduk yang dibedakan sepertin gender dan lansia.

Cara kerja rutenya, mirip seperti SuroboyoBus, dimana untuk naik dan turun hanya bisa dilakukan di halte bus. Sebenarnya cara ini kurang efektif, karena meskipun melewati gang-gang kecil, namun kalau titik naik dan turun harus melalui halte, menjadi merepotkan. Namun bisa jadi seiring waktu akan dilakukan penyesuaian, seperti misalnya halte khusus feeder ini lebih banyak di jalan-jalan kecil. Semoga, kita lihat saja nanti.

Untuk meramaikan peluncuran perdananya, sebagaimana yang diberitakan always.my.id, pemerintah mewajibkan ASN untuk naik feeder ini pada hari jumat setiap minggunya. Sehingga feeder ini tidak sekedar bakar bensin setiap hari, karena ada penumpangnya. Semoga hadirnya feeder ini, bisa menjadi alternatif baru dan penyegaran moda transportasi khususnya untuk masyarakat Surabaya

0 comments:

Posting Komentar