Pernah mengalami kejadian ditelepon malam-malam oleh seseorang? Diujung telepon terdengar isak tangis seseorang yang kemudian berdialog, "Maaak... ini aku maak" (bu... ini saya bu...), sambil melajutkan isak tangisnya. Kemudian tak lama, berubah suara orang lain dengan nada datar. "Maaf, ini kami dari kepolisian, Anak anda kami tangkap karena sudah melakukan tindak kejahatan..."
Tentunya dalam dialog normal, kita sudah bisa mengenal suara anak kita seperti apa. Namun dialog dari mereka akan terus menggunakan kata "aku" dan "anak anda" tanpa menyebut nama. Dialog berikutnya akan berputar-putar memancing sampai kita menyebut nama salah satu anak kita.
Barulah ketika satu nama itu disebut, mereka akan seketika merubah dialog dengan menyebut nama anak Anda.
Ya, itu adalah panggilan modus penipuan menggunakan pendekatan psikis dengan narasi anak di tangkap polisi. Anda akan diajak berdrama ria di awal percakapan. Sampai pada tahap "penebusan", disitulah inti penipuan ini. Anda akan digiring untuk mentransfer sejumlah uang, agar "anak anda" tidak diproses lebih lanjut.
Modusnya cukup cerdik. Menelpon di tengah malam. Memanfaatkan psikis orang yang tidak cukup sadar tiba-tiba bangun, dan dikejutkan dengan berita-berita buruk. Tentunya sebagian besar akan cenderung panik. Dan dalam kondisi panik, seseorang akan mudah diarahkan ke sesuatu hal, yang dalam konteks ini, menjadi korban penipuan.
Modus ini terbilang cukup berhasil, karena sampai waktu cukup lama, modus ini tetap dipakai. Artinya mereka juga punya data kalau modus ini berhasil menjaring korban.
Namun dengan adanya artikel ini, semoga bisa meminimalisir calon korban berikutnya. Biasakan diri kita untuk tidak gampang tersulut emosi pada kabar-kabar "drama". Pastikan untuk mencari kebenarannya dulu sebelum memutuskan mengikuti arahan penipu.
Semoga bermanfaat.
0 comments:
Posting Komentar