Siapa yang gak kenal sama tukang tambal ban. Sebuah profesi penyelamat dikala kita di tengah jalan terkena musibah ban bocor. Bukan musibah yang mengenaskan sih, tapi yang namanya ban bocor tetap saja bikin kesal. Namun bersyukurlah karena banyaknya tukang tambal ban yang tersebar di sisi jalan membuat kita tidak perlu berlama-lama menahan sial menuntun motor.
Menjadi tukang tambal ban buat sebagian orang adalah pekerjaan rendahan, kotor dan tidak memiliki masa depan. Hmmm... kata siapa? Toh kalau memang tidak menjanjikan, sampai sekarang, profesi itu masih ada. Artinya pasar masih membutuhkan. Sederhananya, ketika ban motor masih dari karet, dan isi ban masih udara, pasti profesi ini tetap ada. Bahkan meski sekarang mulai banyak kendaraan listrik, tapi toh kenyataannya rodanya masih pakai karet.
Namun, meski kita merasa tukang tambal ban adalah pahlawan penyelamat dikala ban kita bocor, tapi di sisi lain, ada saja orang yang memanfaatkan profesi ini untuk bisa menghasilkan uang dengan cara kotor. Modus yang banyak digunakan adalah tebar ranjau paku. Tujuannya tak lain agar ada orang yang terjebak pada ranjau yang kita pasang, dan tentunya, mereka akan dengan suka rela menuntun kendaraan mereka ke tukang tambal ban yang tak lain adalah pelaku tebar ranjau.
Walau modus itu tidak bisa dipukul rata. Masih banyak tukang tambal ban yang melakukan pekerjaannya dengan jujur dan tidak memanfaatkan kesialan orang lain.
Nah, kalau kamu sekarang merasa susah mencari kerja, maka kamu harus malu sama tukang tambal ban ini, karena tukang tambal ban juga profesi pekerjaan. Tinggal kamu mau melakukannya apa tidak.