Sejarah web dimulai pada tahun 1989 ketika seorang ilmuwan komputer bernama Tim Berners-Lee menciptakan World Wide Web (WWW) di CERN, laboratorium fisika partikel di Jenewa, Swiss. Tim Berners-Lee mengembangkan sistem yang menggunakan hypertext untuk menghubungkan dokumen-dokumen secara elektronik. Ini adalah langkah awal dalam menciptakan web yang kita kenal saat ini.
Pada tahun 1991, Berners-Lee memperkenalkan protokol HTTP (Hypertext Transfer Protocol) sebagai standar untuk mengirim dan menerima dokumen di web. Dia juga menciptakan HTML (Hypertext Markup Language), bahasa yang digunakan untuk membuat halaman web. Pada tahun yang sama, dia merilis perangkat lunak server web pertama yang disebut "WorldWideWeb".
Pada awalnya, web hanya digunakan oleh komunitas akademik dan ilmuwan untuk berbagi informasi dan dokumen. Namun, pada pertengahan hingga akhir 1990-an, web mulai populer di kalangan masyarakat umum dengan munculnya browser web yang lebih mudah digunakan, seperti Mosaic dan Netscape Navigator.
Pada tahun 1994, Yahoo! didirikan sebagai direktori web yang memungkinkan pengguna untuk menemukan dan menjelajahi berbagai situs web. Pada tahun yang sama, Netscape Communications (sekarang dikenal sebagai Mozilla) meluncurkan Netscape Navigator, browser web yang sangat populer pada masanya.
Pada tahun 1995, Microsoft merilis Internet Explorer sebagai pesaing Netscape Navigator. Persaingan antara Netscape dan Internet Explorer menciptakan "perang browser" yang berlangsung selama beberapa tahun.
Pada tahun 1998, Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin sebagai mesin pencari yang kemudian menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.
Pada tahun 2004, munculnya konsep Web 2.0 mengubah cara pengguna berinteraksi dengan web. Web 2.0 menekankan partisipasi pengguna, kolaborasi, dan berbagi informasi. Situs web seperti Wikipedia, YouTube, dan Facebook muncul sebagai contoh sukses dari konsep Web 2.0.
Pada tahun 2007, Apple merilis iPhone yang memperkenalkan era perangkat seluler yang dapat mengakses web dengan mudah. Ini memicu ledakan aplikasi seluler dan penggunaan web melalui perangkat mobile.
Sejak itu, web terus berkembang dan mengalami perubahan. Perkembangan seperti responsif design (desain yang dapat beradaptasi dengan berbagai perangkat), penggunaan media sosial, streaming video, e-commerce, dan teknologi web lainnya telah membentuk lanskap web yang kita lihat hari ini.
Migrasi Protokol HTTPS
HTTPS (Hypertext Transfer Protocol Secure) dikembangkan sebagai respons terhadap kebutuhan akan keamanan dalam mentransfer data melalui internet. Pada awalnya, HTTPS menggunakan protokol keamanan bernama SSL (Secure Sockets Layer) untuk mengenkripsi data.
SSL dikembangkan oleh Netscape Communications pada tahun 1994 sebagai protokol keamanan untuk mengamankan komunikasi antara server dan browser. SSL menggunakan enkripsi simetris untuk mengenkripsi data yang dikirim dan menggunakan enkripsi asimetris (public key) untuk melakukan pertukaran kunci keamanan.
Pada tahun 1999, SSL versi 3.0 menjadi dasar bagi protokol keamanan yang lebih kuat yang disebut TLS (Transport Layer Security). TLS dikembangkan sebagai standar terbuka dan diatur oleh Internet Engineering Task Force (IETF). TLS menyediakan mekanisme enkripsi, otentikasi, dan integritas data yang lebih kuat daripada SSL.
HTTPS menggunakan protokol TLS untuk mengamankan koneksi web. Pada awalnya, penggunaan HTTPS terbatas pada situs web yang memerlukan keamanan, seperti situs perbankan dan e-commerce. Namun, dengan meningkatnya kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data, serta inisiatif untuk membuat seluruh web lebih aman, HTTPS telah menjadi standar yang lebih umum digunakan.
Pada tahun 2010, Google mengumumkan bahwa penggunaan HTTPS menjadi faktor peringkat dalam algoritma pencarian mereka, mendorong lebih banyak situs web untuk beralih ke HTTPS. Pada tahun 2018, Google Chrome, browser web yang populer, mulai menandai situs HTTP sebagai "Tidak Aman" dalam upaya untuk mendorong penggunaan HTTPS.
Seiring waktu, kesadaran akan keamanan data dan perlindungan privasi semakin meningkat. Banyak situs web, termasuk platform media sosial, layanan email, dan platform e-commerce, telah beralih sepenuhnya ke HTTPS untuk melindungi data pengguna dan memastikan koneksi yang aman saat berkomunikasi melalui internet.
0 comments:
Posting Komentar