Wajahku Tipe Pembantu!

Bagi kawan pembaca setia blog ini yang ngerasa ada yang tersinggung, itu adalah kesengajaan semata dan nama, tokoh serta kejadian pada semua konten di artikel ini memang dibuat di-"kebetul"-kan semata. Hehehe... niru tag-line di sinetron-sinetron. Eniwey, jangan tersinggung buat yang tersinggung, karena kontennya ga berusaha menyinggung, hehehe...

Hm... okelah kalau begitu. Emang wajahku tipe pembantu? Bagi yang belum tau, coba deh liat di fesbuk-ku. Kayak pembantukah? Nggak lagi, apa kayak jacky-chan... hehehe... narsis ya. Oke, untuk contoh penggunaan tokoh jacky-chan bukan tanpa maksud, karena memang wajahku mirip orang cina. Betul ga? Padahal saya murni, sumpeee... bukan orang cina (meski cina emang kenapa). Terus apa untungnya, apa ruginya?

Tulisan ini memang menyinggung salah satu kawan istri saya yang memang pernah menulis salah satu artikel di blognya. Dan faktor itu (baca judul: red) menjadikan penilaian yang semakin mengurangi rasa pedenya, apalagi kalau bicara lelaki. Sudah pasti, bukan sampeyan-sampeyan yang disalahkan jelek atau ganteng, pasti dia sendiri yang mengganggap dirinya ginilah, gitulah.

Terus kenapa dengan tipe wajah. Bukankah lebih untung ketika kita dinilai low profile ketimbang saya. Asal tahu saja, saya kalau lagi berjalan di mall-mall banyak dikerubutin sama sales-sales kartu kredit. Parahnya, mereka memanggil saya dengan panggilan "koko" yang setahu saya itu panggilan buat orang cina. Lebih dari itu, untuk urusan tawar menawar barang, banyak yang ngiranya saya orang cina, terus dikasih mahal. Ketika aku nawar jegleg (terlalu rendah: red), mereka akhirnya jegleg juga. "Gile nih sinyo, nawar kebangetan". Lah memang orang indo kok (pribumi maksudnya, hehehe), wajar toh nyari'nya yang murah meriah bin ngeselin penjual.

Pas kita masih masa remaja, ada jerawat nongol ajah sudah blingsatan, pencet sana pencet sini, pake biore biar cepet ilang dan segala sesuatu buat menunjukkan kepercayaan diri dari fisik. Ah, masa' kalo uda gede seperti sekarang masih harus gitu sih. Lho, saya juga mengakui pas jaman SMA saya juga begitu. Lah gimana, bolak-balik nembak cewek, ya bolak-balik ditolak. Ada yang suka, sayanya gak suka. Dasar playboy cap kampret kali waktu itu. Hehe....

Pesan moralnya sih, terkadang, kita terlalu sibuk mengurusi kelebihan dan kekurangan diri dan mengesampingkan hal-hal yang lebih perlu, seperti menunjukkan eksistensi diri, bersosial dengan ramah dan menyenangkan, suka menolong, gemar menabung, baik hati ... dst, dst.

So, jika situ punya wajah tipe pembantu, saya punya wajah tipe koko, sodara saya punya wajah cakep tapi gak laku-laku juga, emangnya kenapa? Keep PD yah!

PS: Sekali lagi jangan ada yang tersinggung ya. Artikelnya nyudutin puolll soalnya.

Artikel-ku yang lain:

• Bercita-citalah Setinggi Langit, Tapi Tetaplah Berpijak di Bumi!
• Pengamen pun Harus Punya Strategi Bisnis
• Cerdiklah, Jangan Sekedar Mengejar Untung